Waykanan, Lampungvisual.com-Umat Hindu Bali yang berdiam di Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan menggelar pawai ogoh-ogoh atau boneka raksasa batara kala, bermaksud meramaikan “Malam Pangerupukan” atau sehari menjelang perayaan hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1939. Senin (27/3). “Tak kurang dari 43 ogoh-ogoh diarak diarak keliling desa, merupakan ogoh-ogoh perwakilan dari 10 banjar yang ada di bali sadar utara tengah dan selatan masing-masing tokoh desa adat mengatur pawai dan arak-arakan mengelilingi desa,” Kata I Gde Budi Artane tokoh masyarakat Bali di Banjit.
Perhelatan itu sendiri dimulai sekitar pukul 17.00 hingga malam hari disaksikan ribuan masyarakat yang datang tidak hanya dari Banjit dan sekitarnya saja, tetapi ada yg dari Baradatu Kasui dan Bkambangan Umpu.
Ogoh-ogoh sendiri dalam keyakinan umat Hindu adalah simbol Butakala atau perwujudan sifat jahat dalam diri manusia. Ritual ini selalu dilaksanakan setiap jelang Nyepi.
Berbeda dengan kebupaten lainnya di lampung seperti Lampung Tengah, Lampung Timur atau Bandar Lampung, Ritual Ogoh-ogoh dilaksanakan secara meriah dalam bentuk pestival, Namun perayaan untuk masyarakat Banjit gelaran ogoh-ogoh cuma dilaksanakan sebatas arak arakan saja, meskipun demikian tak mengurangi antusiasme masyarakat sekitar untuk.menyaksikan acara yang hanya dihelat setahun sekali itu. ( M fikri).