Lampungvisual.com- Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo memenuhi undangan Yayasan Al-Hikmah Istiqomah Kampung Suka Bumi Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan, dalam acara peletakan batu pertama pondok pesantren dan pendidikan Islam terpadu dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438H, yang diselenggarakan Minggu (5/2).
Ridho datang dengan menggunakan Hellycoopter dan mendarat di lapangan sepak bola terdekat sekira pukul 11.00 WIB. Dengan menggunakan baju koko berwarna cream Ridho langsung disambut oleh ribuan tamu undangan yang telah memenuhi Tenda-tenda tamu.
Sesampainya di lokasi, Ridho sempat mendengar tauziah dari Syekh Ali Zabeer, Ustad Dr. H. Mas’ud A dan Ustad KH. Harry Mukti. Turut hadir dalam acara tersebut Anggota Forkompimda Kabupaten Way Kanan, Wakil Bupati Way Kanan Edward Antony, Bupati Lampung Utara H. Agung Ilmu Mangkunegara, S.STP., MH., Karo TU Kemendagri, Staf Ahli Kemendagri Bidang pemerintahan Suahjar Diantoro, Ketua MUI Way Kanan, Pejabat Struktural Pemerintah Kabupaten Way Kanan, Camat serta Uspika Kecamatan se-Way Kanan.
Dalam pidatonya Gubernur Lampung mengatakan pentingnya pendidikan bagi anak usia belajar harus didorong dengan semangat oleh orang tuanya, sehingga mereka akan mendapatkan pendidikan yang layak dan dapat belajar dengan nyaman.
Pentingnya pendidikan agama untuk mengajarkan anak menjadi pribadi yang dekat dengan Tuhan, dan berbakti pada orang tua dan masyarakat, selain itu pendidikan kewarga negaraan juga sangat penting, karena akan mengajarkan anak akan pentingnya hidup berdampingan di negara yang memang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Ridho berharap dengan didirikannya Pondok Pesantren tersebut, akan dapat mengajarkan anak-anak tentang hal-hal tersebut, sehingga kedepan mereka dapat menghargai perbedaan, harapnya.
Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya mengatakan tidak diragukan lagi bahwa pesantren memiliki kontribusi nyata dalam pembangunan pendidikan. Apalagi dilihat secara historis, pesantren memiliki pengalaman yang luar biasa dalam membina dan mengembangkan masyarakat.
Bahkan, pesantren mampu meningkatkan perannya secara mandiri dengan menggali potensi yang dimiliki masyarakat di sekelilingnya.“Pembangunan manusia, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau masyarakat semata-mata, tetapi menjadi tanggung jawab semua komponen, termasuk dunia pesantren. Pesantren yang telah memiliki nilai historis dalam membina dan mengembangkan masyarakat, kualitasnya harus terus didorong dan dikembangkan. Proses pembangunan manusia yang dilakukan pesantren tidak bisa dipisahkan dari proses pembangunan manusia yang tengah diupayakan oleh pemerintah,” ucap Adipati.
Proses pengembangan dunia pesantren, selain menjadi tanggung jawab internal pesantren, juga harus didukung oleh perhatian yang serius dari proses pembangunan pemerintah. Meningkatkan dan mengembangkan peran serta pesantren dalam proses pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara. Terlebih dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral, lanjutnya.(Lusi/Aji)