TULANG BAWANG BARAT(LV)-Pendidikan luar sekolah seperti madrasah diniyah, TPA/TPQ selama ini telah berperan menjadikan anak bangsa berpaham moderat dan toleran juga komitmen pada NKRI. Karakter dan moralitas anak-anak usia sekolah dasar hingga menengah atas, diperkuat hingga tumbuh menjadi pribadi muslim yang tangguh.
Namun agaknya upaya itu akan pupus di tengah jalan, seiring dengan rencana kebijakan Sekolah Lima Hari (Full Day School) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karenanya Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) kabupaten Tubaba menyatakan menolak atas rencana itu.
Abdullah Nasir, Ketua Cabang -FKDT Tulang Bawang Barat menegaskan sekolah lima hari akan berpotensi mengakibatkan pendangkalan pendidikan agama, internalisasi akhlakul karimah dan nilai-nilai kebangsaan.
“Kami mendesak kepada Mendikbud agar membatalkan rencana itu karena akan membuat Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) terancam gulung tikar,” kata Abdullah Nasir di Ponpes Darurrohman mulyakencana, Kamis (10/8).
Kebijakan itu menurut dia perlu dikaji ulang secara komprehensif, agar eksistensi madrasah diniyah, TPA/TPQ tetap berlanjut. Selama ini, masyarakat dengan pemerintah sudah berbagi peran dengan baik dalam hal waktu belajar.TPA mengambil waktu siang-malam hari sementara pendidkan formal di sekolah dan madrasah di pagi hingga siang hari.
Naser meminta Mendikbud untuk konsen menyelesaikan masalah-masalah pendidikan nasional yang krusial seperti, masih terdapat disparitas pendidikan antara sekolah negeri dengan swasta, antara sekolah unggulan dan reguler.”Sebaiknya konsen Mendikbud pada profesionalitas guru yang belum sesuai harapan masyarakat. Selain itu nasib pendidikan di daerah tertinggal diperhatikan, misalnya gedung sekolah yang belum permanen harus diperbaiki, anak putus sekolah dan adanya SD yang harus digabungkan (merger) dengan SD lainnya karena kekurangan peserta didik, itu harus diprioritaskan,”pungkasnya..
Saat ini, DPC FKDT Tulang Bawang Barat membawahi 8 Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) yang secara kontinyu menjadi jembatan antara madrasah diniyah dengan pemerintah daerah.
“Berkurangnya waktu kegiatan belajar mengajar(KBM) pada madrasah Diniyah, TPA/TPQ dan Pesantren akibat kebijakan FDS, akan mengakibatkan penyelenggaraan pendidikan luar sekolah kurang optimal.
Naser khawatir, TPA/TPQ dan Ponpes yang selama ini menjadi benteng Islam moderat dan nasionalisme ini hancur, maka kita akan kehilangan investasi kebangsaan. Naser menegaskan, agar jangan sampai kebijakan full day scholl malah akan mematikan sesuatu yang telah lama kita miliki dan berjasa besar pada pengembangan karakter, akhlakul karimah.
Laporan: Jamaludin
Editor : Gati Susanto