Lampung Utara, lampungvisual.com-
Dilema Petani Karet di Musim Kemarau, getah merosot harga jual pun relatif murah. Namun demikian tidak pernah menyurutkan semangat, Anas (38) dan Yanda (31) warga Desa Surakarta kecamatan Abung Timur kabupaten Lampung Utara, provinsi Lampung, berjuang mengais rezeki guna mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
“Getah karet merosot hingga 50 persen dari biasanya akibat terkena dampak cuaca musim panas yang berkepanjangan. Karet yang saya deres ini biasanya per hari bisa menghasilkan dua puluh (20) kg sekarang paling banter delapan (8) kg perhari ditambah dengan harga getah yang sangat murah, saat ini harga jual bekisar di Rp. 5000-sampai Rp 6000-,Per Kilogramnya. tapi mau di apakan ini lah kenyataannya, saya harus bertahan dan berjuang untuk menafkahi keluarga saya karena tidak ada pilihan pekerjaan lain,”ujar Anas. Jum’at (27/09/19).
Senada dikatakan Yanda (31) memang sudah jadi hal yang biasa jika musim panas pasti getah karet mengalami penurunan, harga jualnya juga kurang bersahabat jauh dari kata cukup.
“Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saya harus mencari pekerjaan sampingan untuk tambahan, selain mengandalkan penghasilan dari getah karet saya memelihara kambing tetangga, meski hanya bagi dua hasil, karena saat ini hampir semua kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan harga, seperti harga beras, mencapai 10 ribu/kg belum lagi ditambah biaya kebutuhan sehari-hari anak-anak, bukan lagi sulit pak terkadang bernafas saja susah,”terangnya.
Lebih Lanjut Anas dan Yanda berharap kepada pemerintah agar bisa ada kebijakan melakukan perubahan harga jual getah karet.“Kalau bisa Saat ini Harga Jual Getah Karet di Naikan dari 6000 – jadi 9000 pak biar ekonomi kami ini membaik,”harap Anas dan Yanda.
Penulis Daf/Andr/volta)
Editor: Basri