Bandar Lampung , lampungvisual.com — Ini peristiwa tiga hari lalu. Satu lagi hadir, saksi keharuman nama dan besarnya warisan nilai kemanusiaan peninggalan tokoh bangsa, mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU), mantan Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Presiden ke-4 Indonesia, mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kepada rakyat Indonesia.
Adalah aktivis 1998, tergabung di Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) pimpinan eks pentolan Forum Kota (Forkot), dua periode anggota DPR/MPR Fraksi PDI Perjuangan 2014-2019 dan 2019-2024 Adian Napitupulu, saksi itu. Yakni, eks anggota DPD/MPR dapil Sulawesi Utara 2014-2019 yang era Kabinet Indonesia Maju ini ditugasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani.
Namun kali ini, kesaksian atau testimoni tak datang dari Brani, sapaan Benny, melainkan dari Yenny Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid, atau Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur.
Adik dari Alissa Qotrunnada Wahid, kakak dari Anita Hayatunnufus Wahid, dan Inayah Wulandari Wahid, empat bersaudara buah pernikahan Gus Dur dan mantan ibu negara, Sinta Nuriyah Wahid, terbaru menyampaikan reportasenya seputar suasana kebatinan, apresiasi, juga ungkapan terima kasihnya selaku bagian pewaris biologis sekaligus ideologis sang ayah, kepada BP2MI.
Untuk dan atas nama apa? Simak kata Yenny, melalui blog pribadinya Selasa (2/2/2021) siang, seperti disitat pada hari yang sama.
“Hari Minggu, 31 Januari 2021 bertepatan Harlah NU, saya memenuhi undangan pak Benny Ramdani (Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) untuk peresmian masjid di kompleks perkantoran BP2MI,” ia mewartakan. Yenny pernah jadi wartawan.
Klik Halaman Berikutnya Untuk Lanjut Membaca