Warga Terbanggi Subing Masih Tetap Lestarikan Tradisi Sunat di Kumbung

LAMPUNG TIMURRAGAM BUDAYA

Lampung Timur, lampungvisual.com-

Dari sekian banyak nya rangkaian adat dan budaya Lampung, Prosesi Sunat di Kumbung masih tetap di lestarikan di Kampung Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (11/04/18).

Pasalnya, Prosesi Sunat di Kumbung diadakan di pada resepsi hitan yang merupakan khasanah Kekayaan Budaya Lampung dan perlu kita lestarikan karna di dalam nya mengandung makna filosofi Ke agaman hablum minallah  dan hablum minannas rasa ikatan persaudaraan yang mengikat.

Muhammad Hafik Alfalah (Rajo syah) putra pertama Pengiran Baso ratau  mengikutsertakan  Jainal Muttaqin (Tuan Passei ) Sunat di Kumbung,  yang mengisaratkan adanya tali darah dan tanda sayang ( angkon ) terhadap ponakan ( benulung) dalam prosesi sunat di Kumbung.

Baca Juga:  Forkopimcam Batanghari Nuban Gelar Rakor Surat Edaran Terbaru Bupati Lamtim

Acara yang sangat sakral ini merupakan salah satu rangkayan adat Budaya Lampung yang di laksanakan oleh tokoh adat Terbanggi Subing, dan dihadiri tokoh adat Terbanggi Agung dan perwakilan tokoh adat Lampung lain nya.

Di sampaikan oleh salah satu tokoh adat Terbanggi makna sunat di Kumbung, yang pertama Kumbung belelek filosofinya  sungai tempat untuk berendam di mana anak sebelum di sunat, setelah itu sang anak di arak menuju ke Kumbung sunat yaitu  kumbung tempat anak untuk dihitan kan secara adat.

Sudah merupakan tradisi turun menurun pada keluarga besar Suttan Rajo Adat, Pengiran Baso Ratau  begitu pula pada tokoh Adat  Lampung Terbanggi Subing khususnya, Pengiran Baso ratau juga salah satu ahli sejarah Lampung yang dalam silsilah keturunan keluarga besarnya sampai pada Zaman Ratau DI PUTCAK Bukit Pesagi.

Baca Juga:  Wartawan Senior Djoni Hartawan Menghembuskan Nafas Terakhir

Pada puncak pelaksanaan Sunat di Kumbung di Laksanakan oleh Suttan Buai Subing, dan di saksikan Suttan Biang Suttan Selaku  Kepala  Kampung Terbanggi Subing, Tokoh adat Kedaton   Suttan Ratu Buay Nuat, Pengiran Yang Tuan, dan tokoh tokoh adat Terbanggi.

Di tempat terpisah Pengiran  Tuan (zainal) selaku Tokoh Adat Kedaton Lampung Timur menyampaikan, Sunat di Kumbung Ini merupakan khasanah Kekayaan Budaya Lampung dan perlu kita lestarikan karna di dalam nya mengandung makna filosofi Ke agaman hablum minallah  dan hablum minannas rasa ikatan persaudaraan yang mengikat.”ucap nya.

Baca Juga:  Masyarakat Batanghari Nuban Sambut Baik Vaksinasi ke 2

Penulis: Wahyudi

Editor: Yoes

 3,163 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.