Bandar Lampung (LV) — Ketua Yayasan Sekolah Global Surya dan Yayasan Mitra Indonesia, Dr Andi Surya, terpantau memiliki kesibukan baru beberapa bulan terakhir.
Mantan anggota DPD/MPR RI 2014-2019 perwakilan Provinsi Lampung ini secara rutin memonitor progres jalannya proses pembangunan infrastruktur penunjang kegiatan akademik, gedung baru Rektorat Universitas Mitra Indonesia (Umitra), Jl Zainal Abidin Pagar Alam Nomor 7, Gedong Meneng, Rajabasa, Bandarlampung.
“Sabtu, secara berkala seminggu sekali men-cek kemajuan pembangunan Gedung Rektorat UMITRA. Alhamdulillah telah mulai menuju ke Lt. 4 dari rencana 7 lantai. Salam dinamika,” infonya singkat, melalui saluran media sosialnya, pada Sabtu (12/3/2022).
Andi Surya, mantan politisi, ketua provinsi dan anggota DPRD Lampung dari Partai Hanura, saat menjabat jadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dikenal publik dengan julukan Senator Babaranjang ulah kegigihan advokasinya memperjuangkan relokasi jalur rel kereta api (KA) batu bara rangkaian panjang (Babaranjang), KA jenis barang pengangkut batu bara rute tetap Tanjungkarang-Kertapati milik PT Tambang Batubara Bukit Asam, kerja sama BUMN PT Bukit Asam dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dari lokasi eksisting saat ini tersebut, tampak menikmati kesibukan barunya itu.
Untuk informasi, sebelumnya Andi Surya baru merampungkan tur jelajah jalan raya dari dan ke Lampung-Bali pulang pergi (pp) bersama sejumlah rekannya sesama pehobi turing motor gede (moge) dan pegiat Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Lampung.
Andi, kini bareng mantan Wakil Walikota Bandarlampung Achmad Yulizar, tercatat Dewan Penasihat Pengda IMBI Lampung, yang diketuai oleh mantan Wakil Bupati 2005-2008 dan Bupati Lampung Selatan 2008-2010, Wendy Melfa.
Berkebetulan, saat warta ini disusun, Andi Surya baru genap berusia 58 tahun. Wakil Ketua DPD Partai Golkar Lampung Bidang Pendidikan, yang berdarah Aceh ini, lahir Banda Aceh, 11 Maret 1964 silam, putra dari pasangan Syamsoeri Boyant-Siti Aminah.
Terkait pembangunan gedung Rektorat Umitra sebadan visi pengembangan kapasitas kampus kaya prodi tematik ini, prosesnya terbilang cukup cepat.
Menyusul tuntasnya proses renovasi Gelanggang Mahasiswa H. Syamsoeri Boyant, yang ditutup dengan tasyakuran sederhana, usai peletakan batu pertama gedung Rektorat, 31 Desember 2021 lalu.
Adapun nantinya, gedung rektorat bakal difungsikan sebagai ruang yayasan, ruang Rektor dan Wakil Rektor, ruang Dekan dan dosen, serta ruang pertemuan khusus.
Sekadar info, pidato dia 31 Desember 2021 itu cukup menyentuh. Di hadapan Pembina Yayasan Mitra Lampung M Renandi Ekatama Surya MBA, Rektor Umitra Dr Armalia Reny Madrie AS, pimpinan dan sivitas akademika, dia bilang, membangun (fisik) kampus relatif lebih mudah. Setahun dua tahun, selesai.
“Akan tetapi, membangun akhlak mulia dan beretika mahasiswa tidaklah mudah, tetapi disitulah kunci keberhasilan pendidikan.”
Bekas wartawan ini menekankan, perlu kesungguhan tenaga pendidik Umitra untuk menjadikan mahasiswa saat kembali terjun ke masyarakat, bisa jadi bagian masyarakat intelektual yang siap membangun bangsa dan negara. Perguruan tinggi injeksi dia, dituntut tak hanya berguna bagi mahasiswa tapi juga bagi masyarakat.
“Kampus bukan hanya pajangan dengan gedung megah, tapi bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Warga sekitar kampus harus merasakan keberadaan Umitra. Kampus harus berperan mencari solusi berbagai persoalan masyarakat bahkan bisa memberdayakan masyarakat sekitar dengan Tri Darma Perguruan Tinggi-nya,” Andi Surya menjelentrehkan.
Olah data Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDikti), Umitra yang dari nomenklatur pendiriannya, SK PT Nomor 518/KPT/I/2018, bertanggal lahir 21 Juni 2018 ini, mendidik setotal 2.760 mahasiswa, diperkuat setotal 129 dosen tetap dan 15 dosen tidak tetap, mengampu total 17 program studi (prodi), yakni 4 prodi strata diploma III (D3), 10 prodi S1, satu prodi profesi, satu prodi S2, di total empat fakultas.
Per abjad, terdiri dari prodi S1 Gizi, S1 Keperawatan, S1 Kesehatan Masyarakat, Pendidikan Profesi Ners, dan S2 Magister Kesehatan Masyarakat, pada Fakultas Kesehatan. Lalu, prodi D3 Akuntansi, D3 Manajemen Industri, S1 Akuntansi, S1 Kewirausahaan, S1 Manajemen, pada Fakultas Bisnis. Lalu, S1 Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum. Serta prodi D3 Sistem Informasi, D3 Teknologi Informasi, S1 Informatika, S1 Sistem Informasi, dan S1 Teknologi Informasi pada Fakultas Ilmu Komputer. Penelusuran terakhir, dibuka prodi S2 Magister Manajemen, tahun ini.
Umitra, satu dari total 71 anggota stelsel aktif Asosiasi Perguruan Tinggi Indonesia (APTISI) II-B Lampung, dibina unit Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LDDikti) Wilayah II Palembang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Sama sekali bukan pesan sponsor, mari sebut dua saja, keunggulan kompetitif dari kampus satu ini, yang nun relatif “cespleng” memantik daya tarik peminatan khusus bagi calon mahasiswa-mahasiswinya. Apa itu?
Bicara Lampung saja, Umitra satu-satunya kampus pengampu prodi pendidikan profesi Nurse yang populer se-Tanah Air. Dan pula, tergolong salah satu kampus yang cukup konsisten promosikan program beasiswa tematik, semisal bagi individu bersangkutan maupun anggota keluarganya dari jejaring profesional dan asosiasi profesi, organisasi komunitas, dan kaum lemah.
Bak ingin buktikan, bahwa Education for All, pendidikan untuk semua, di Umitra nyata adanya, bukan cuma di lidah. Go ahead, Andi Surya! [red/Muzzamil]