Student Mobility IIB Darmajaya, Buat Kakak Beradik Ini Kuliah Bareng di Cheng Shiu University

PENDIDIKAN

Bandar Lampung , lampungvisual.com-
Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya setiap tahunnya memberangkatkan mahasiswa/i untuk studi ke luar negeri dengan program student mobility selama satu semester.
Program yang sangat diminati mahasiswa/i kampus biru – sebutan IIB Darmajaya – ini setiap tahunnya selalu meningkat. Tahun lalu, juga menjadi kesempatan kakak beradik, Indah Pramesthi Kirana (21) dan Karisma Pramesthi Anggraini (19) merasakan kuliah di negeri orang selama September 2018 – Januari 2019.
Kira dan Sasa keduanya akrab disapa, tak menyangka bisa satu kampus dan asrama selama kuliah di Cheng Shiu University, Kaohsiung, Taiwan. Sama-sama penyuka Korean Pop (K-Pop) keduanya pun akhirnya berangkat bersama ke Taiwan.
Kira mengungkapkan kalau sebelumnya melakukan pendaftaran bersama dengan adiknya Sasa. “Jadi kan aslinya kami bersembilan. Jadi ada sembilan dan empat yang mendaftar student mobility terus dua orang mundur. Tinggal kita berdua,” ucap dia diamini oleh sang adik.
Mengikuti seleksi, Kira dan Sasa pun tak diketahui oleh bagian International Office (IO) IIB Darmajaya sebagai saudara kandung. “Orang IO tidak tahu kalau kami kakak adik. Padahal kami tidak ingin bersama. Kata Ibu kan belum tentu kepilih jadi daftar saja,” ujar Kira.
Menurutnya, ketika terpilih bersama dengan tiga orang mahasiswi lainnya, belum diketahui oleh bagian IO kalau dirinya bersama Sasa merupakan adik kakak. “Pas ngirimin persyaratan KK (kartu keluarga) kok cuma satu. Pas disitu baru tahu kalau kami kan bersaudara,” tutur mahasiswi Akuntansi ini.
Ketika telah diketahui kalau dirinya bersama dengan sang kakak bersaudara, akan ditempatkan di kampus yang berbeda. “Dari IO kita pengen dipisah tapi tidak bisa karena sudah terdaftar di kampus dan negara yang sama,” ucapnya.
Kedua buah hati dari pasangan Icuk Sugiantoro dan Dinar Kusumaningsih ini hanya berpindah tempat. “Kita cuma pindah tempat saja karena kita juga sekamar berdua di rumah,” kata Kira.
Orang tuanya mendengar Kira dan Sasa terpilih dan bersama dalam satu kampus dan asrama di Taiwan membuat sang anak khawatir. “Orangtua senang-senang stres karena kita Ini beneran bisa gak berdua. Karena kan kita tinggal berdua. Jadi disuruh paksa berangkat saja,” kata Kira.
Tak hanya tinggal sekamar berdua di rumah namun juga di asrama dan dalam kelas di Cheng Shiu University juga hanya berdua sebagai mahasiswa asing. “Disana juga kita kan ada yang kelasnya dengan mahasiswa dari Taiwan tapi kami berdua yang mahasiswa asing. Kami dapat tugas presentasi dengan bahasa Inggris berdua dan itu pertama kali juga jelasin di depan mahasiswa asing yang berbahasa Mandarin. Tapi dibantu dengan dosennya kalau ada pertanyaan untuk translate ke bahasa Inggris,” beber Kira.
Sang adik Sasa mengakui kuliah selama satu semester di Cheng Shiu University menambah pengetahuannya dan memiliki teman baru. “Kalau kuliah di luarnya memang tetap mau kan enak di sana banyak menambah teman dan pengalaman. Kita juga pas disana dosennya tidak tahu kalau kita kakak beradik, pas pulang baru tahu karena menanyakan soal nama yang mirip padahal wajah kita gak mirip,” ujar dia ketika berkeinginan untuk kembali menimba ilmu di luar negeri.
Kira dan Sasa sangat berbeda dengan kebanyakan perempuan lainnya yang senang untuk berbelanja pakaian di mall. “Kita gak suka shopping baju ke mall, jadi kalau bareng kawan-kawan ke mall, kita pisah cari makan. Karena capek kalau shopping ke mall itu pilih baju belum cocok taruh. Kalau makan kan bisa langsung dirasakan,” ujar Kira ditimpali Sasa.
Sasa mengungkapkan kalau dirinya bersama sang kakak sangat senang makan. “Kami berdua kan suka makan jadi kalau jalan berdua beli makanan ke tempat makan. Makanannya enak-enak di Taiwan,” imbuhnya.
Pengalaman tak mengenakkan keduanya pun berasal dari makanan selama di Taiwan. “Jadi disana ada kegiatan International Day buat anak-anak kampusnya. Kami sempat makan dari bazar itu tapi setelah dicoba kok kayak rasa bulu kambing. Itu makanan dari Mongolia. Untung kita cuma nyoba secuil. Kami kan gak suka makanan manis jadi kalau di sana makanan manis itu rasanya gak jelas,” cerita Kira.
Keduanya berharap kembali merasakan studi di luar negeri dengan mengajak sang adik yang kini masih duduk di bangku SMP. “Mau juga ajak adik sekolah di luar,” ucap Kira diikuti Sasa.
Kira berencana mengikuti program joint research agar dapat merasakan hidup di negeri orang. ”Joint research nanti tapi hitung SKS dulu karena kan supaya gak ada kekurangan,” pungkasnya.
Sumber : Rls Darmajaya
Editor : Susan

Baca Juga:  Kunjungi IIB Darmajaya, Siswa Lamtim Tambah Wawasan Perkembangan Teknologi

 1,046 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.