Bandar Lampung (LV) – Semangat Hari Pahlawan, dimanfaatkan tim Relawan Paslon Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung Nomor Urut Tiga Eva Dwiana dan Deddy Amarullah melakukan Silaturahmi Door To Door ke Kecamatan Teluk Betung Utara dan Kecamatan Panjang, Selasa (10/11/2020).
Puluhan tim relawan yang terdiri dari MTRH, RED, Asem VADE, Sahabat Vady, dan Tjimande berkumpul sejak pagi hari pukul 9.00 wib di Jalan Cut Mutia Gang Sriwijaya Kelurahan Gulak Galik, dilanjut titik kedua di kelurahan Kupang Teba, titik ke tiga Kelurahan Kupang Raya, dan siang hari titik ke empat Kelurahan Ketapang dan terakhir Kelurahan Karang Maritim.
Sebelum dimulai kampanye dari rumah ke rumah, seperti biasa di buka dengan doa yang dipimpin ustad Diding dan Ustad Kodir, dikarenakan bertepatan dengan hari Pahlawan di tambah dengan Mengheningkan Cipta dan Doa untuk Para Pahlawan. Dalam Kesempatan tersebut, Ustad Diding tak lupa juga diingatkan agar seluruh relawan menggunakan Alat Pelindung Diri berupa Masker, Sarung Tangan, Jaga Jarak dan Face Shield sesuai Protokol Kesehatan.
“Teman teman Relawan harus ingat 3S (Senyum, Sapa, Salam) dalam menyampaikan APK (Alat Peraga Kampanye) dan Visi Misi Eva Deddy kepada Masyarakat”, Ujar Ustad Diding
Buyung Koordinator Kampanye Eva Deddy , di hari Pahlawan ini berharap masyarakat tidak semakin mudah terpecah belah dengan isu – isu Hoax yang terjadi akhir akhir ini, terlebih memasuki masa kampanye yang sebulan lagi akan berakhir.
“Dengan masa kampanye Pilkada sejak 26 September hingga 5 Desember 2020, kita semua harus lebih mawas dan tidak mudah terpancing karena perbedaan pilihan atau pendapat,” harapnya.
Apalagi, kata buyung, dengan sangat gencarnya penggunaan media sosial sebagai alat kampanye dan sosialisasi, diharapkan masyarakat bisa menggunakan sarana tersebut dengan bijak.
“Masyarakat kita aktif di media sosial, penggunaan media tersebut memiliki nilai positif untuk menggantikan kegiatan kampanye massif guna menghindari penularan Covid-19. Akan tetapi dampak negatifnya adalah ini seringkali digunakan sebagai alat untuk melakukan black campaign, negative campaign, bahkan menyebarkan hoax,” ingat dia.
(Angga)