Itu malam istimewa. Enam keistimewaan. Pertama, malam turunnya Al Quran. Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin al Mahalli dalam Tafsir Jalalain menjelaskan, di malam Lailatul Qadar, Qur’an diturunkan seluruhnya dengan cara sekali turun dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah (langit dunia).
Lalu usai diturunkan berangsur sepanjang kehidupan Muhammad SAW setelah beliau diangkat jadi Nabi di Mekkah dan Madinah sampai wafat, selama 20 atau 23 tahun.
Kedua, malam yang lebih baik dari seribu bulan [QS Al Qadr : 3]. Ketiga, malam turunnya malaikat [QS Al Qadr : 4]. Keempat, malam yang penuh kesejahteraan [QS Al Qadr: 5], dimana malaikat banyak menyapa salam tiap kali melewati seorang mukmin laki-laki atau perempuan. Kelima, malam ketentuan atau malam takdir [QS Ad Dukhan : 3-4]. Keenam, hadiah khusus bagi umat Nabi Muhammad SAW. Mashaallah!
Didasari keislaman dan keimanan, kendati berharap sepenuh-penuhnya, umat Islam mengamini, meyakini diri belum tentu dapat bersua indahnya bulan suci Ramadan tahun depan. Dari itu, terus berbuat baik menebar virus kebaikan menandur bibit kebajikan di Ramadan Kareem ini, sudah sepatutnya jadi satu keniscayaan. Ikhtiar.
Sidang Pembaca umat muslim, semoga Ramadan tahun ini kian memantik anda: saleh spiritual, sekaligus saleh sosial. Ramadan Kareem, kebaikan itu menular. [red/Muzzamil].