Penutupan TMMD Ke-123: Saat Kebersamaan Harus Berakhir

Penutupan TMMD Ke-123: Saat Kebersamaan Harus Berakhir
LAMPUNG UTARA

Lampung Utara, (LV)-

Suasana di Desa Subik, Kecamatan Abung Tengah, terasa begitu berbeda hari ini. Warga berkumpul dengan wajah penuh haru, sebagian tampak menitikkan air mata. Hari yang mereka takuti akhirnya tiba penutupan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-123. Program yang selama ini mengisi hari-hari mereka dengan kebersamaan dan harapan, kini harus berakhir.

Bupati Hamartoni Ahadis, didampingi oleh Wakil Bupati Romli, hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada para prajurit TNI yang selama sebulan terakhir telah bekerja keras membangun desa ini. Bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan masyarakat setempat, mereka menyaksikan momen perpisahan yang tak terhindarkan.

Lebih dari Sekadar Pembangunan, Ini Tentang Cinta dan Pengorbanan

Selama satu bulan penuh, prajurit TNI tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga hati dan harapan masyarakat. Mereka memperbaiki jalan yang dulu rusak, me renovasi fasilitas umum, dan melaksanakan berbagai kegiatan sosial. Di balik keringat dan lelah, ada tawa dan kehangatan yang mereka tinggalkan.

Bupati Hamartoni Ahadis menyampaikan apresiasinya yang mendalam. “TMMD bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi membangun ikatan antara TNI dan rakyat. Mereka datang bukan hanya dengan alat berat, tetapi dengan hati yang tulus untuk membantu,” katanya dengan suara yang bergetar.

Air Mata Seorang Nenek: “Nak, Jangan Pergi”

Di tengah upacara penutupan, seorang nenek berusia 70 tahun, Mak Sarmi, tak mampu menyembunyikan kesedihannya. Ia mendekati seorang prajurit yang selama ini sering membantunya mengangkat air dan memperbaiki rumahnya.

“Nak, jangan pergi… Desa ini akan sepi tanpamu,” lirihnya dengan suara bergetar.

Sang prajurit, yang selama ini ia anggap seperti cucunya sendiri, berusaha menahan air mata. Ia menggenggam tangan Mak Sarmi dan berkata, “Mak, kami memang harus pergi, tapi kasih sayang kami untuk desa ini tak akan hilang.”

Momen ini membuat banyak warga menitikkan air mata. Mereka sadar bahwa para prajurit yang selama ini menjadi bagian dari kehidupan mereka harus kembali ke tugas berikutnya.

Harapan yang Harus Terus Dijaga

Penutupan TMMD Ke-123 ditandai dengan peresmian hasil pembangunan. Jalan-jalan yang dulu penuh lubang kini mulus, fasilitas umum yang dulu kumuh kini tampak layak, dan masyarakat yang dulu merasa sendirian kini merasakan arti kebersamaan.

Namun, lebih dari itu, TMMD meninggalkan semangat gotong royong yang harus terus dijaga. Seperti yang disampaikan Wakil Bupati Romli, “Hari ini kita berpisah, tapi warisan yang mereka tinggalkan harus terus kita rawat. Kebersamaan ini jangan sampai pudar.”

Saat truk-truk yang membawa prajurit mulai bergerak meninggalkan desa, warga melambaikan tangan. Beberapa anak kecil berlari mengejar, seolah tak rela mereka pergi. Hari ini, Desa Subik bukan hanya kehilangan tenaga pembangunan, tetapi juga kehilangan keluarga baru yang telah mengajarkan arti ketulusan dan pengorbanan.

Meski TMMD Ke-123 telah usai, harapan yang telah ditanamkan akan terus tumbuh. Karena bagi mereka, TNI bukan hanya sekedar tentara, tetapi saudara yang telah mengajarkan arti cinta tanpa syarat.(Andrian Folta)

Loading