Lampung Utara, lampungvisual.com
PT Pertamina bersama pemerintah daerah berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan piranti memasak. Khususnya tabung gas elpiji 3 kg, yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah kebawah, atau miskin. Melalui operasi pasar (OP) gas melon disejumlah wilayah.
Namun demikian, fakta dilapangan masih banyak masyarakat khususnya kurang mampu menumpuk saat dilakukan OP gas murah. Seperti terjadi di Lapangan Koramil, Kotabumi, Jumat, (14/6/2024)
Mereka telah mengantri sejak pagi, sekitar pukul 09.00. Namun, pihak Pertamina dengan melibatkan 6 pangkalan tidak juga memulainya. Sehingga terjadi kericuhan, selang beberapa jam sekitar pukul 10.30 baru warga diperbolehkan membeli.
Sehingga terjadi penumpukkan, meski tidak ada kejadian. Namun suasana cukup memanas, karena terjadi saling dorong antar masyarakat. Bahkan banyak warga beranjak pulang dengan penuh kekecawaan karena tidak mendapatkan gas elpiji 3 kg yang dibutuhkan.
Menurut salah seorang warga Kotabumi, Sumeri dirinya datang karena tidak ada menjual barang subsidi dari pemerintah itu. Dan rela mengantri dan berjalan jauh hanya untuk mencari tabung gas melon.
Sebab, mendekati hari raya butuh untuk memasak gulai. Sehingga rela jauh – jauh datang ke daerah Skip, Tanjung Aman, Kecamatan Kotabumi Selatan.
“Udah dicari bang, tapi masih enggak ada. Jangankan dipangkalan, warung pun biasa menyediakan ini tidak ada lagi,” tambahnya.
Kalau pun ada, warga mengaku harus bersusah payah mencari dan harga ditebus tidaklah murah. Bisa mencapai lebih dari Rp40 ribu/ 3kg.
“Kalau barangnya ada enak bang, ini sudah mahal gas elpiji langka. Kami beli kok, kok nemen amat begini. Memang sudah orang susah, tumpuk – tumpuk sudah kayak enggak keurus lagi,” timpal warga lainnya, Linda.
Senada dikatakan warga lainnya, Ia memilih pulang karena situasi tempat operasi pasar yang sudah dikondusif. Warga sudah desak desakan untuk membeli gas.
“Pulang aja lah, mu beli gas di operasi pasar sudah antri lama dari pagi susah karena situasi yang tak kondusif, ” Kata dia belalu pergi dengan nada penuh kecewa.
Kepala Dinas Perdagangan Lampura, Hendri mengaku animo masyarakat terhadap keberadaan gas elpiji 3 kg masih tinggi. Hal itu terbukti dengan ramainya antrian, setiap kali dilakukannya Op gas murah.
“Kali ini ada 300 disediakan oleh Pertamina, dan kita dinas perdagangan hanya sebatas pengawasan wewenangnya disini,” tambahnya.
Dia mengklaim tingginya animo tersebut, dikarenakan masyarakat mau merayakan hari raya. Dan disebutkan, setiap ada perayaan hari besar keagamaan nasional selalu terjadi kelangkaan ditengah – tengah masyarakat.
“Kemungkinannya karena antusiasme tinggi, sehingga keberadaan cukup sulit. Tapi terkadang juga ada panik buyying dari masyarakat, sehingga terjadi kelangkaan,” tegasnya.
Selain itu, dijelaskannya kelangkaan terjadi karena adanya permainan spekulan. Sehingga menambah pelik keadaan.
“Kalau kemungkinannya itu, selain animo tinggi karena mau merayakan hari besar keagamaan nasional. Ada juga mereka yang mempergunakannya tak sesuai dengan peruntukkannya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, akan berkoordinasi dengan instansi terkait. Khususnya penegak hukum, untuk mengatasi persoalan yang selalu datang setiap ada hari besar keagamaan tingkat nasional itu.
“Kami berharap Pertamina, juga turut andil melakukan upaya antisipasi. Apalagi pangkalan, atau agen ini binaannya. Bila perlu turun kebawah, memantau situasi dilapangan,” pungkasnya.
(Andrian Folta)