Mustafa Sosok Pemimpin Sekarang Dan Masa Depan

LAMPUNG TENGAHRAGAM BUDAYA

Lampung Tengah, (LV) Kebudayaan, pada dasarnya manusia diciptakan memiliki akal, sehingga mampu berpikir secara ilmiah dan rasional untuk diungkapkan demi kemajuan daerah, menjadi cikal bakal terlahirnya sebuah sistem dan sarana yang berbuah tindakan terarah dan bernilai positif di dalam kehidupan sehingga berimbas sangat besar pada tatanan kehidupan yang nyaman, aman, dan tentram serta dapat dikendalikan.

Kehidupan yang nyaman dan damai merupakan harapan serta cita-cita dari semua masyarakat untuk membangun kehidupan yang layak. Kebudayaan merupakan tiang pertama melahirkan generasi-generasi yang berbasis lokal serta mampu membawa dan mengelola setiap nilai  tatanan kehidupan dan diatur dalam konteks warisan budaya.

Peringatan hari ulang tahun (HUT) Lampung Tengah ke-71 melahirkan sejarah bagi masyarakat Lampung Tengah. Dari perhelatan Gawi Agung Bejuluk Beadek, Rabu, 19/7/2017, kebudayaan Lampung dari 9 kebuayan Jurai Siwo yang selama ini seolah tenggelam akhirnya berhasil dikenalkan secara luas ke masyarakat.

Sebagai upaya pelestarian budaya Lampung, Bupati Lampung Tengah DR. Ir. Mustafa bakal menjadikan Gawi Agung sebagai even tahunan. Usai menerima gelar adat, Mustafa meminta kepada 311 tokoh masyarakat yang telah diberi gelar adat agar dapat melestarikan budaya Lampung secara luas.

Baca Juga:  Berbagi di Bulan Suci Ramadhan Media Duta-Pena Serahkan Bantuan Masker dan Paket Sembako

“Selama ini masih banyak masyarakat yang belum mengenal adat istiadat dan kebudayaan Lampung. Kini saatnya, kita tunjukan bahwa kita punya kebudayaan yang patut kita banggakan dan harus kita lestarikan,” ujar Mustafa.

Diikuti ribuan masyarakat dari berbagai elemen, Gawi Agung Bejuluk Beadek berlangsung meriah. Acara dibuka oleh tarian kolosal Tali Kiang Anak Tuha oleh pelajar-pelajar Lampung Tengah. Tarian ini menceritakan perjalanan masyarakat Lampung di Lampung Tengah.

Usai pertunjukan tari kolosal, Bupati Lampung Tengah DR. Ir. Mustafa, Wakil Bupati Loekman Djojosoemarto berserta 311 tokoh masyarakat penerima gelar adat diarak dari lapangan Merdeka menuju Gedung Sesat Agung Nuwo Balak lalu dilanjutkan ke Villa Nuwo Tukho Nurdin.

Arak-arak dilakukan dari sembilan kebuayan yakni Nunyai,  Unyie,  Subing, Nuban, Beliuk, Selagai, Anak Tuha,  Nyerupo dan Pubian. Di Villa Nurdin dilakukan prosesi tari penganggik wajib dari 9 marga atau dikenal dengan tari siang, yakni tarian antara laki dan perempuan berpasangan dari 9 kebuayan yang ada.

Baca Juga:  Camat Seputih Agung Minta Pengusaha Tempe Perhatikan Pembuangan Limbah

Dilanjutkan dengan besekhak beasah, lalu dinaikkan ke kelunjuk untuk melakukan besekhak baru dilakukan beasah atau pangor. Ini menunjukkan bahwa mereka sudah dewasa.

“Usai itu mereka diberi juluk atau nama panggilan anak penyimbang untuk anak laki-laki. Usai juluk dilanjutkan dengan temu dilunjuk dan turun mandi,” terang ketua panitia penyelenggara kegiatan, Muhtaridi Putra Negara.

Muhtaridi melanjutkan, dalam prosesi itu, laki-laki naik lunjuk berpasangan kemudian mereka dinaikkan diatas kepala kerbau dan disiram air. Dilanjutkan musek (suap) terakhir dari saudara dan orang tua, setelahnya baru pemberian adok (nama) untuk perempuan.

Acara dilanjutkan dengan turun mandi atau bersih, dimana laki-laki memegang payan (nampan) dan ambil wudhu untuk bersih-bersih. Lalu disambung dengan kegiatan yang menjadi ciri khas adat Lampung, yaitu unduh buah pinang. Ini menyimbolkan sudah berakhirnya masa lajang.

Baca Juga:  Dewan Riset Daerah Siap Bantu Kembangkan Potensi Wisata

“Usai turun mandi mereka diarak lagi ke nuwo dengan naik jepano. Kemudian mempersiapkan diri menggunakan kawai balak, kepiah balak dan punduk. Sampai Nuwo dilanjutkan dengan naik dipano berpasangan dan nari ramik, serta nari tuho/tari munggah bumie,” paparnya.

Acara Gawi Agung ditutup di Sesat Agung Nuwo Balak dengan pemberian adok kepada 311 tokoh masyarakat. Mereka diberi adok suttan yang disesuaikan dengan kebuaian untuk menjadi suttan di wilayahnya masing-masing. (Rls)

Editor : Endra

 619 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.