Masyarakat Keluhkan Aroma Tidak Sedap Akibat Sampah Menumpuk di Dekat Rumah

LAMPUNG UTARA

Lampung Utara, lampungvisual.com
Persoalan sampah rumah tangga di tempat pembuangan sementara, terkesan selalu menjadi masalah yang tak ada penyelesaian. Seperti yang ditemukan awak media ini, pada Kamis, (13/6/2019), di Jalan Bukit Pesagi, Kelurahan Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara. Sampah rumah tangga tampak menggunung dan berbau busuk. Bahkan, sampah-sampah tersebut tampak menyumbat saluran air, gorong-gorong, hingga bertebaran ke badan jalan.
“Keberadaan sampah itu sudah berhari-hari mulai dari hari lebaran kemarin, Mas. Sampai hari ini, yah, kondisinya (sampah) terus bertambah hingga menumpuk dan sudah berbau busuk,” ujar Sulasmin, warga sekitar yang kediamannya tepat berada di dekat pembuangan sampah tersebut.
Selain aroma tidak sedap yang kerap tercium hingga ke dalam rumahnya, dirimya juga khawatir keberadaam sampah yang tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir itu dapat menjadi sarana penyebaran wabah penyakit.

Baca Juga:  Pemerintah Lampung Utara Terima Penghargaan Prestasi Ke-56


“Saya berharap pemerintah dapat memberikan solusi terbaik supaya sampah-sampah itu tidak dibiarkan sampai berhari-hari seperti yang ada sekarang ini,” harap Sulasmin.
Sementara itu, Lurah Kota Alam, Fellix Sulandana, mengatakan, permasalahan sampah di lokasi tersebut memang selalu menjadi persoalan serius dan seolah tidak ada akhirnya.
“Sampah di lokasi itu memang sudah menjadi masalah yang tak pernah selesai. Karena, selain sudah menjadi kebiasaan warga sekitar membuang sampah di tempat itu, keadaan tersebut terkesan luput dari perhatian instansi terkait,” tegas Felix, saat dikonfirmasi, Kamis, (13/6/2019), melalui komunikasi via ponsel.
Pihaknya sudah berkoordinasi secara intens dengan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lampung Utara guna mengatasi persoalan sampah yang kondisinya sangat mengkhawatirkan.
“Keberadaan sampah rumah tangga yang ada di lokasi itu memang sangat mengkhawatirkan. Selain tidak sedap dipandang mata, lingkungan yang kotor seperti itu justru dapat mempengaruhi program pemerintah guna meraih Penghargaan Adipura,” paparnya.
Dirinya juga menyampaikan jika terus dibiarkan, tentu sewaktu-waktu memberi dampak negatif bagi kesehatan warga dan berpotensi menebar ancaman bencana alam.
“Wilayah itu kerap langganan bencana banjir dan epidemi penyakit demam berdarah,” imbuh Felix seraya mengatakan faktor lain sulitnya mengatasi persoalan sampah di lokasi tersebut juga disebabkan tanah tersebut milik perseorangan.

Baca Juga:  Wansori Terpilih Menjadi Anggota DPRD Warga Gelar Turnamen Bola Voli


“Tanah di lokasi tempat pembuangan sampah sementara itu milik perseorangan. Meski dirinya merasa terganggu dengan adanya sampah di tanah miliknya, namun dia keberatan jika dibuatkan bak penampung sampah di tanah tersebut,” uangkapnya.
Dalam waktu dekat, Lanjut dia, dirinya akan berkoordinasi dengan instansi terkait dan bersama warga sekitar akan melakukan gotong-royong untuk membersihkan sampah yang ada.
“Dalam waktu dekat, kami akan bergotong-royong membersihkan sampah di tempat tersebut demi kepentingan bersama sembari mencari solusi agar keadaan itu tidak lagi berlarut-larut,” tutup Felix Sulandana.
Penulis: Andrian Folta
EditorĀ  : Susan

 3,877 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.