Letusan Petasan Mengganggu Shalat Tarawih

NASIONAL

Bireuen, lampungvisual.com-
Sejak beberapa malam menjelang memasuki Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, bagi umat Islam di Bireuen, sangat terganggu dengan letusan petasan, saat shalat tarawih dan waktu jam istirahat pada malam hari, sebaiknya pihak keamanan dapat melarang pelaku bakar petasan tersebut.
Hal ini, sebagai keluhan warga masyarakat khususnya bagi umat Islam, dalam keluhannya kepada media ini, Jum’at malam (24/05), menyebutkan Suara petasan selama ini,pada malam hari sudah berbunyi nyaring, saat umat islam sedang shalat tarawih yang dilakukan oleh pelaku, tanpa peduli sangat mengganggu lingkungan di Kota Bireuen.
Munculnya suara petasan ,yang dibakar seseorang,menjadi salah satu muncul biasanya jelang tibanya lebaran,tapi baru lima belas sampai sembilan belas puasa, sudah dibakar petasan dengan suara sahut menyahut,yang, celaka lagi, suara petasan tak kenal waktu bisa saja jelang masuk shalat tarawih juga tengah malam saat umat islam sedang istirahat,ujar Hasbi bersama Jamil, warga kota Bireuen.
Munculnya suara begitu keras membahana ke udara,cukup terganggu dan terkejut bagi warga masyarakat, bisa bisa jantung copot,sebab secara mendadak sudah berbunyi tanpa disadari nya, dengan posisi jarak dekat, apalagi sekarang ini, penjualan petasan berupa marcon dan berbagai jenis lainnya,banyak dijual dipinggiran jalan Kota Bireuen.
Pihak warga masyarakat, sangat mengharapkan kepada pihak-pihak keamanan,untuk dapat mencegah dan melarang pembakaran petasan cukup mengganggu, dan bisa saja berbahaya bagi pelaku maupun warga masyarakat, tambah,para ibu rumah tangga,yang merasa, risih suara petasan tanpa kenal waktu.
Diharapkan pihak keamanan,cepat turun tangan,menghimbau kepada pedagang jangan jual petasan,bila hal ini dibiarkan, saat waktu lebaran datang, makin leluasa suara petasan, seolah olah menyambut Hari Raya Idul Fitri,padahal yang dianjurkan kepada kita umat islam malam itu takbiran,bukan suara petasan, sebut beberapa tokoh agama Islam,yang dihubungi secara terpisah.
Sumber : sumatera post.co
Penulis: (r.jibro)
Editor: Susan

 603 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.