Kadis Perikanan Berikan Himbauan Kepada Petambak

LAMPUNG UTARA

Lampung Utara, lampungvisual.com-

Meski telah diberikan himbauan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Utara para pelaku tambak di Bendungan Way Rarem belum juga mematuhi himbauan tersebut.

Menurut Kepala Dinas Perikanan Lampura, Paswani Hasyim  para pelaku tambak keramba ikan disana merupakan pengusaha. Dengan omset yang mencapai ratusan juta rupiah itu, bahkan miliaran. Nampaknya hanya ada beberapa petambak keramba ikan yang bernaung dibawah binaan kelompok tani ikan dinas perikanan setempat.

“Kejadian ini sudah hampir setiap tahun karena faktor cuaca. Saat memasuki musim penghujan setelah kemarau berkepanjangan maka akan terjadi intensitas cahaya matahari berkurang. Sementara jumlah petambak dari tahun ke tahun semakin banyak, “kata dia saat dimintai tanggapannya mengenai kejadian naas menimpa pelaku usaha tambak keramba apung disana. Selasa (13/11/2018).

Baca Juga:  Ratusan Botol Miras dan Petasan di Musnahkan Polres Lampung Utara

Menurut Paswani, dengan makin banyaknya pelaku tersebut menebar pakan ikan, maka makin banyak juga yang mengendap di dasar bendungan. Sehingga makin menumpuk, dan disaat hujan datang maka zat yang telah menjadi racun tersebut (amoniak) akan naik kepermukaan dan meracuni ikan didalam keramba apung  (updeling).

“Ya itu pristiwa nya dinamakan updeling, atau meningkatnya kadar unsur dasar permukaan bendung dalam air. Dan ini telah beberapa kali tim, baik dari pusat maupun daerah melakukan uji coba. Dan hasilnya kondisi air normal, hanya saja unsur-unsur racun naik kepermukaan, “terangnya.

Dan untuk diketahui, kata dia, pristiwa itu telah sering terjadi demikian dan pihaknya melalui tenaga penyuluh telah mewanti-wanti agar kejadian serupa tidak terulang. Dengan tidak memelihara ikan disaat kondisi cuaca sedang tidak menentu atau masa peralihan.

Baca Juga:  Video : Kepala dinas pendidikan Lampung Utara, Menyikapi SDN Way Perancang Terancam Ambruk

“Kalau mereka yang telah terlanjur menebar benih, ya mbok diangkat sementara waktu saat peralihan musim kemarau ke penghujan. Dan disitukan jumlah pelaku usahanya telah mencapai ratusan dengan luasa bendungan yang kurang memadai. Seharusnya tidak sebanyak itu,”kata dia.

Ia menjelaskan seharusnya disekitar bendungan ada hutan pelindung. Yang dapat mengurangi erosi air turun dari daratan. Sehingga tidak menimbulkan updeling atau naiknya air dari dasar pemukaan bendungan.

“Kalau diamati disana tidak ada hutan pelindung, yang ada tanaman perkebunan. Seperti singkong, sawit dan karet, padahal itu semua menggunakan pestisida. Saat hujan datang secara tidak langsung mempengaruhi kondisi, dengan menambah pekatnya racun terkandung dalam air,”tambahnya.

Ketika disinggung soal bantuan pemerintah terhadap pelaku usaha perikanana, lanjutnya, pihaknya tidak dapat berbuat banyak hal demikian. Pasalnya, pada tahun ini tidak mendapat alokasi dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. Sehunggan untuk memenuhi petani yang tergabung dalam kelompok tani ikan (pokdakan) saja belum dapat direalisasikan.

Baca Juga:  IKAPA Lampura gelar Baksos Di kampung Halaman

“Kalau masalah itu, kami untuk pokdakan saja kesulitan sekarang. Karena kondisi keuangan daerah saat ini memang demikian, jadi tidak dapat berbuat banyak, “ungkapnya (TIM).

 841 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.