Kabupaten Tulang Bawang Barat Daerah Yang Bukan-bukan

Featured Video Play Icon
PROFIL & SOSOKTULANG BAWANG BARATVIDEO

Tulang Bawang Barat, lampungvisual.com-
Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) adalah Daerah Kabupaten yang Bukan-bukan, bukan daerah tujuan wisata, bukan daerah perlintasan yang menghubungkan daerah satu dengan daerah lain, tidak dianugerahi laut dan pantai laksana wakatobi juga gunung hijau yang menjulang bak himalaya itulah kutipan sambutan Bupati Tubaba, Umar Ahmad, SP., yang acap kali disampaikannya dalam setiap kesempatan.

Membangun Tubaba menurutnya, harus ber kearifan budaya dengan memberdayakan Sebesar-besarnya potensi masyarakat, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat itu sendiri baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan pembangunan, keinginan menjadikan Tubaba maju, sejahtera dan berdaya saing bukanlah khayalan dan retorika belaka.
Bupati muda itu tidak segan mengundang penulis dan sastrawan nasional untuk merekam potensi budaya, ekonomi, dan potensi lain yang ada di Tubaba, yang telah melahirkan sebuah buku “karya sastra dari Tubaba” yang dimaksudkan memberitahu khalayak luas baik kancah nasional bahkan internasional tentang sebuah negeri yang bernama Kabupaten Tulang Bawang Barat, untuk kemudian dirumuskan menjadi perencanaan pembangunan yang bermuara kepada Sebesar-besarnya kemajuan daerah yang bermotto Nemen, Nedes, Neremo (Nenemo) itu.

Baca Juga:  Perlindungan Hukum Guru, PGRI Kab Tubaba MOU Dengan Polres Tubaba Polda Lampung.

Andra Matin arsitek yang merancang pembangunan Masjid Baitusshobur 99 cahaya asmaul husna, melahirkan karya yang mencengangkan saat menteri agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin meresmikannya pada hari Jum’at (11/10/16), salah satu ikon pembangunan yang menjadi kebanggaan masyarakat Tubaba, sekaligus megahnya sesat agung bumi gayo ragem sai mangi wawai,”Hidup dikandung adat mati dikandung amal perbuatan,” kedua bangunan bergandengan itu berhimpun dalam komplek islamic center yang sering disebut Umar Ahmad, sebagai komplek dunia akhirat.

Baca Juga:  HUT RI ke-77 PT HIM Memberikan penghargaan Kepada Karyawan Dan Staff

Terpesonanya banyak mata ketika melihat bangunan simbol kearifan budaya yang berdiri kokoh di atas bebatuan, membelah pertigaan ruas jalan utama Tubaba yang tak lain adalah tugu rato nago besanding yang menggambarkan sepasang pengantin mengenakan pakaian kebesaran adat lampung pepadun Tubaba, menunggangi sepasang naga menarik rato kereta kencana. Konon dalam cerita (hikayat) naga adalah binatang melata khayalan yang merupakan gabungan anatomi dari berbagai kekuatan untuk kemudian diharapkan masyarakat Tubaba dapat melanjutkan cita-citanya maju dan mensejajarkan diri dengan daerah otonomi baru yang lain.

Tikungan tajam yang lebih dikenal dengan nama leter S Panaragan, dulu merupakan lintasan jalan yang menyeramkan, kini berdiri kokoh bangunan tugu relief marga empat Tulang Bawang Barat yang mencerminkan wajah perwakilan tokoh marga empat yakni marga tegamoan, marga buay bulan udik, marga suway umpu, dan marga aji yang dimaksudkan untuk menghormati keluhuran budaya yang harus dijaga dari kepunahannya.

Baca Juga:  Pemkab Tubaba Adakan Workshop Tiyuh Siaga Mandiri

Ungkapan rasa syukur atas segala anugerah yang kuasa yang dikaruniakannya kepada Kabupaten Baru Gede (KBG) Tubaba, Bumi ragem sai mangi wawai terus diungkapkan sang Bupati Muda dan Bijaksana kepada masyarakat Tubaba, dengan segala kekurangan dan keberadaannya.

Penulis : Saharudin Nur.
Editor : Basri subu/
Video : Basri Subur
Update/Artikel Lawas

 3,677 kali dilihat

Tagged

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.