Jangan berkecil hati Jadi Guru ngaji Modin Aja Insya Allah Dapat Kemuliaan
Sosok Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid Al-Amin ini, berharap kepada para majelis yang hadir tidak kecil hati kalaupun ada majelis Pesantren Darut Tauhid Al-Amin yang menjadi pengurus masjid dan guru ngaji, menurunya orang hebat, orang besar tapi kemuliaannya tiada tara termasuk kemuliaan seorang Modin, orang yang ditugaskan ngurusin mayat solution mayit.
Kelihatannya tidak berharga bahkan orang sering menilai hanya dengan jambolan saja tapi pahalanya Betul-betul luar biasa di sisi allah subhanahu wa ta’ala, karna mereka melaksanakan tugasnya dengan ikhlas.
“Orang yang sudah membaca syahadat menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, berarti orang itu telah beriman atau pun percaya kepada Allah tetapi hal tersebut belum menjamin kita masuk surga, surga bukan kerana solat kita, bukan puasa kita, bukan Haji kita, bukan zakat kita, bukan sedekah kita, surga itu adalah rahmat, dan ampunan Allah karena itu penentunya bukan amal kita, maha penentunya rahmat dan ampunan Allah.
Pentingnya ngaji Tauhid agar kita selalu rendah hati tidak merasa sebagai orang yang agung dan mulia, tidak merasa sebagai orang yang paling berilmu, untuk itu marilah kita hilangkan rasa perbedaan,”ajak yayi Azis.
Abdul Aziz mengajak para majlis yang hadir untuk hilangkan rasa perbedaan antar sesama umat, untuk me hilangkan beban kesombongan, yang sering membuat kita terjerumus dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sifat takabur juga harus disingkirkan jauh- jauh dari hati, karna sesungguh apa yang kita miliki di dunia ini, semuanya milik allah.
“Istri kita yang punya juga Allah, anak-anak kita yang punya Allah. Semoga lewat momentum sholat Tasbih ini, Insyaallah bisa menghilangkan sifat sombong dan takabur, apa yang saya sampaikan malam ini, bagian dari peringatan bagi yang lupa, termasuk lupa diri saya sendiri dan lupa Bapak-bapak semua, insya allah dari ucapan lisan ini, bermanfaat bisa membawa kebaikan bagi kehidupan kita dunia maupun akhirat”. Toreh Ky. Abdul Aziz.
Penulis: Wayeng.