Jangan berkecil hati Jadi Guru ngaji Modin Aja Insya Allah Dapat Kemuliaan

Jangan berkecil hati Jadi Guru ngaji Modin Aja Insya Allah Dapat Kemuliaan
RAGAM TULANG BAWANG BARAT

Jangan berkecil hati Jadi Guru ngaji Modin Aja Insya Allah Dapat Kemuliaan

Tulang Bawang Barat, (LV-
Mengisi tausiah pengajian rutin malam Ahad, di Pondok Pesantren Darut Tauhid Al-Amin yang berlokasi di Tiyuh Margodadi, kecamatan Tumijajar, kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, Ky. Abdul Aziz berpesan tidak ada yang wajib dipuji selain Allah subhanahu wa ta’ala. Malam Minggu (11/9/2022).

“Pada malam hari ini Alhamdulillah kita bisa melaksanakan tugas kita setiap malam Ahad, melaksanakan shalat tasbih berjamaah dan mengaji, Mudah-mudahan apa yang kita laksanakan ini, senantiasa menjadi saksi di sisi allah subhanahu wa ta’ala, setidak-tidaknya bisa mengurangi dosa-dosa kita yang mungkin sebanyak ombak dilautan, sedikit demi sedikit dengan wasilah sholat tasbih,”ujarnya.

Tergeraknya hati kita melaksanakan shalat tasbih salah satu hidayah ataupun petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala, tanpa hati kita diberi kemauan oleh Allah, maka kita tidak mau melaksanakan shalat tasbih, karena shalat tasbih itu termasuk kategori shalat yang berat.

“Maka betul sekali bila puja dan puji kita senantiasa kita sanjungkan, hanya kepada Allah Karena Kiai nggak patut untuk dipuji Ustad nggak patut untuk dipuji, orang kaya nggak patut untuk dipuji, yang berhak mendapatkan pujian itu hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena Allah “minggu siku Lola jenengan diurus oleh Allah Rino kelawan Wengi” atau siang dan malam diurus penuh kita oleh Allah, dijaga dan diurus maka puji-pujian patut kita sanjungkan hanya kepada Allah, kita tidak berhak merampas apa yang menjadi hak Allah,”tutur Abdul Aziz.

Pria ramping yang identik dengan dengan gaun jubah berwarna hijau tua ini, memaparkan bahwasanya sebagai manusia biasa yang penuh dengan salah dan dosa akhirnya di hadapan Allah kita bukan apa-apa, kita hanya hamba Allah, untuk itu hendaknya sholawat salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

“Kita jadikan panutan, yang kita gandoli jubah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui para kyai dan ustadz, kita nggak bisa langsung berguru kepada Rasulullah, baca al-qur’an dan ilmu mendidik shalat itu di musala, orang-orang yang tidak wah, tapi di mata Allah Sesungguhnya yang mendidik kita sehingga kita bisa sholat bisa membaca al-quran, sampai ke pondok pesantren ngaji sampai dia jadi Kyai, seorang guru yang ada di Mushola yang tidak tahu apa-apa itu, mendapatkan pahalanya yang insha allah terus mengalir sepanjang masa,”cetusnya.

Loading