Harga Gabah Naik, BUMPekon Buana Jaya Wonodadi Utara: Bersama Petani, Kami Jaga

(Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam sebuah kesempatan panen raya padi di Jawa Barat. | Kementan RI)
LINTAS DESA

BANDARLAMPUNG –
Direktur Badan Usaha Milik Pekon (BUMPekon) Buana Jaya, Pekon Wonodadi Utara, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Muhtasin, membenarkan informasi soal kenaikan harga gabah di tingkat petani maupun penggilingan Juli 2020 dibanding bulan sebelumnya.

Mengutip Antara, Selasa (4/8/2020), Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Lampung Faizal Anwar antara lain merilis kenaikan harga ini karena belum memasuki musim panen padi.

Faizal menyebut, peningkatan rata-rata harga kelompok kualitas gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar 19,14 persen. Sebelumnya Rp3.896,51 per kilogram.

Dengan kelompok kualitas yang sama, harga gabah di tingkat penggilingan naik sebesar 17,81 persen dari sebelumnya Rp4.022,09 per kg.

Kenaikan harga gabah tertinggi di tingkat petani mencapai Rp5.300 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang dan IR64 terdapat di Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu.

Baca Juga:  Komisaris PLN Apresiasi Program Budidaya Ikan Wader di Yogyakarta Binaan PLN bersama UGM

Pun dengan harga tertinggi di tingkat penggilingan, beda tipis Rp5.350 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang dan IR64, persis di tempat yang sama.

Sedang harga terendah di petani, Rp4.200 per kg pada gabah kualitas GKP varietas Inpari 42, di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah.

“Harga tersebut sama dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yaitu Rp4.200 per kilogram,” rilis Faizal.

Senada, harga gabah terendah tingkat penggilingan Rp4.280 per kg gabah kualitas GKP varietas Inpari 42, juga di Seputih Raman, Lampung Tengah. Harga itu di atas HPP Rp4.250 per kg.

Dihubungi dari Bandar Lampung, Muhtasin mengiyakan harga gabah tertinggi tingkat petani di pekon (desa) tinggalnya, persis sesuai yang dirilis.

“Selamat siang juga. Sama aja, kalau langsung ke petani Rp 52 ribu, kalau agen Rp 53 ribu. Itu yang IR64 sama Ciherang,” ujar Muhtasin afirmatif, via kanal aplikasi perpesanan singkat, Rabu (5/8/2020), pukul 12.30 WIB.

Baca Juga:  Supardi: Memanfaatkan Batang Singkong Jadi Pakan Ternak

Dia menuturkan, BUMPekon (sebutan arif lokal untuk BUMDes di Kabupaten Pringsewu, berbasis asas subsidiaritas sesuai UU Desa) pimpinannya, sejauh ini terus menempuh sejumlah langkah proteksi stabilitas harga.

BUMPekon adalah nama subsidiaritas, sebutan arif lokal BUMDes Pringsewu, berdasar UU Desa, Permendesa PDTT 4/2015, Perbup Pringsewu 41/2015.

“Di Pekon Wonodadi Utara khususnya, selama gudang dan kondisi keuangan BUMPekon mencukupi, kami lakukan serap gabah. Kami berupaya tampung pasokan gabah hasil panen petani ini berapa pun, Pak. Dia tidak sekaligus, sekali setor tiga sampai empat kuintal, misalnya,” jabar Muhtasin.

Selain berkoordinasi dengan Gapoktan Sidorukun, langkah itu ditaja, bermitra dengan pengusaha penggilingan padi satu-satunya di desa hasil pemekaran wilayah Pekon Wonodadi tersebut.

Baca Juga:  VIDEO : Kampung Sri Sawahan Gunakan Dana Desa Untuk Bangun Infrastruktur

Belum mau ambil resiko terlalu jauh, terkait efek berantai imbas ekonomi pandemi COVID-19, Muhtasin mengaku saat ini pihaknya semaksimal mungkin memastikan serapan gabah dimaksud terkelola baik.

Keterangan Muhtasin juga dibenarkan Ferri Saputra, pengurus BUM Pekon Parerejo, juga di Gadingrejo. “Saya dari Parerejo. Di Pare, gabah Rp 52 ribu sampai Rp 53 ribu,” singkatnya, Rabu.

Diketahui, BPS Lampung mencatat 45 observasi didominasi kelompok gabah kualitas GKP selama survei harga produsen gabah pada Juli 2020. [red/Ant/Muzzamil]

 692 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.