Lampung Utara, (LV) –
Warga empat kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Utara sulit mengakses elpiji bersubsidi. Yakni di Kecamatan Bukit Kemuning, Abung Barat, Abung Tinggi dan Tanjung Raja. Mereka mengaku kelangkaan tersebut terjadi dalam beberapa pekan belakangan.
Dan itu semakin parah, dikala sepekan memasuki bulan suci Ramadhan tahun 2025. Akibatnya, warga harus bersusah payah keliling ke tempat – tempat biasa menjajakan tabung melon.
Bahkan harus menerima pil pahit, karena ketersediaannya tidak ada. Kalaupun ada harus mencari sampai jauh, daerah tetangga. Itu pun dengan harganya melambung tinggi, di kisaran Rp 40 ribu Gas Elpiji 3 Kg dari harga diatur (HET) Rp20 ribu/ tabung.”Bahkan kami harus mendatangi kios yang berada di luar desa, bahkan kecamatan itu masih tidak ada. Baik itu di kios – kios, tingkat desa maupun di kecamatan,” ujar salah seorang warga Abung Tinggi, Andi kepada media TV, Sabtu, 8 Maret 2025.
Tak sampai disana, warga pun saling bertanya kepada sesama yang membutuhkan tabung elpiji bersubsidi itu dalam daring. Seperti WhatsApp, Facebook dan media sosial lain tetap sulit mendapatkannya.
Sehingga berharap ada kejelasan dari instansi terkait. Apalagi saat ini tengah melaksanakan ibadah puasa, dibulan penuh berkah tersebut.
“Inikan sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat bang, apalagi kita berasal dari kalangan tidak mampu. Yang keseharian buruh serabutan begini, ditengah melaksanakan ibadah puasa butuh bahan bakar memasak ini. Terutamanya saat saur dini hari, kalau memakai kayu lama,” timpal warga lain, Marni.
Beberapa warga lain, mengaku tidak melakukan aktivitas di dapur akibat tidak mendapatkan tabung gas elpiji 3 kg tersebut. “Sudah mencari kemana – mana masih saja sulit. Mau bagaimana lagi, terpaksa sementara tidak memasak. Kalaupun ada, paling lauk dan sisa makanan kemarin,” tambah lainnya, Ratna.
Di daerah Perkotaan Saja, Kata dia, harga gas elpiji 3kg kisaran 27 ribu per tabungnya. Dan juga terkadang sulit untuk didapat terkadang harus keliling dulu. (Andrian Folta)