Sanur : Anak Petani Berpindah Ladang

OPINI DAN PUISITULANG BAWANG BARAT

Tulang Bawang Barat, (LV)-Penampilannya sederhana dibalut kemeja seragam PWI Lampung dan celana Levis Produk Indonesia. Orangnya juga cukup simpel dan bicaranya blak-blakan. Dia adalah Saharudin Nur, SE (45 th.) yang kerap disapa Sanur. Mantan anggota DPRD Kabupaten Tulang Bawang Periode 2004-2009 kini menggeluti profesinya sebagai insan Jurnaslis di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Saharuddin Nur, ayah dari tiga orang anak ini merupakan putra asli daerah Tulang Bawang Barat, Kelahiran Tiyuh Karta Putra kedua dari Pasangan Bapak Nurdin Sahrajo dan ibu Sriyani Ismail (almh) Sosok Petani dan juga sebagai salah satu tokoh adat di Tiyuh Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik.

Saat ditemui lampungvisual.com di kediamannya yang terletak di Lingkungan lima Tiyuh Karta, pria ramah ini bercerita panjang lebar terkait profesinya sebagai kuli tinta. Tidak ada nada penyesalan yang terlontar, justeru kebanggaan menyelimutinya, karena wartawan adalah “Ratu Dunia”. Menurutnya hidup harus terus berjalan apa pun yang terjadi, meskipun jalan tersebut terkadang penuh liku dan juga harus dihadapkan dengan tikungan tajam.

Baca Juga:  DD Tiyuh Murni Jaya Tahap II Fokus Pembangunan Infrastruktur

“Awalnya saya adalah seorang yang purna bhakti dari DPRD Tulang Bawang, dari fraksi Partai Golkar, namun keadaan berkata lain, saya harus terus berkarya membangun Tulang Bawang Barat, walaupun tentu saya harus bertarung dengan beban mental dan perjuangan yang keras untuk dapat profesional dibidang jurnalistik sebagai profesi baru saya dan saat ini saya menjadi kepala Biro Surat Kabar Harian Poros Lampung Tubaba,” Ungkapnya, Kamis (13/7/2017)

Baca Juga:  Presiden dan Kapolri Harus Turun Tangan

Bicara masalah status sosial, sebagai seorang anggota DPRD kala itu, tentu saja ia merupakan figur terpandang dengan semua fasilitas legislator yang menempel. Jalan ke mana saja ia selalu dihormati dan disegani warga, meski menurutnya, dirinya tak ingin dihormati karena ia yang harus mengabdi untuk rakyat.

Selepas masa periode jabatan yang ia sandang, kini menekuni profesi sebagai wartawan di sebuah Surat Kabar Harian Poros lampung.  Laksana Anak Petani Berpindah Ladang.

Atas nama pengabdian terhadap rakyat, keputusan hati ditetapkan. Toh tugasnya sama dengan anggota dewan yaitu bekerja untuk rakyat. Meski hanya sebagai kuli tinta.

“Sejak saya menjadi sebagai Jurnalis, saya merasa senang dapat mencurahkan pikiran saya dan bisa juga mengkritik pemerintah, dengan goresan pena emas yang tajam namun tetap berimbang, dan dalam hal kritik yang membangun tentunya. Setidaknya saya akan terus mengabdikan diri kepada daerah, dan saya masih dapat terus berkarya untuk masyarakat  dengan  profesi Tiada hari tanpa berkarya,”pungkasnya.

Penulis : Basri Subur
Editor  : Gati Susanto

 1,246 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.