Kisah Ismail : Namanya Apes Walau Pemulung pun Tetap Kena Palak

LAMPUNG TENGAH

Lampung Tengah, lampungvisual.com-

Sosok tua renta tampak kedinginan, akibat hujan yang mengguyur Lampung Tengah Hari ini, tapi bukan satu alasan bagi Ismail (80) harus berdiam diri dan berpangku tangan di rumah.

Seharusnya di usia senja Ismail sepantasnya menikmati hidup, tapi keterbatasan ekonomi dan tak ingin memberatkan putra-putri ia merasa dengan sisa usianya masih mampu mencari peruntungan dijalan sebagai pencari barang bekas atau rongsokan.

Semenjak dua tahun lalu di tinggal Rohayah istri tercinta, Ismail memang tinggal sendiri karena ketiga anaknya sudah berkeluarga semua, ia memilih hijrah dari Kampung halaman Sukaraja Nuban, Kecamatan Batang Hari Nuban Lampung Timur ke Lampung Tengah di Kampung Adijaya Kecamatan Terbanggi Besar, mengadu nasib.

Di Lampung Tengah sebelum menjadi seorang pemulung Ismail sempat ikut keponakan nya menjaga kios buah-buahan, karena penghasilan tak menentu dan terkadang merugi akibat jarang pembeli ia memutuskan mencari peruntungan di jalan.

Baca Juga:  Kapolres Lamteng Ajak Perkuat Pancasila

“Saya cari aman saja, dari pada harus memberatkan orang lain, saya utarakan niat saya untuk mencari barang bekas di jalan, ya seperti yang anak lihat hari ini, saya minta di Carikan sepeda untuk alat transportasi tidak memakan biaya,”kisah Ismail.

Menurut pengakuan Ismail sudah 6 (enam) bulan ini profesi jadi pemulung ia lakoni untuk menyambung hidup, walau hasilnya hanya sealakadarnya Ismail tetap bersyukur masih di beri rejeki oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Alhamdulillah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedikit saya simpan untuk bayar sewa bedengan, ya saya cuma cari dijalan kayak botol minuman mineral, kalau berbanding dengan harga jual memang hasil gak seberapa, yang penting halal nak,”Tutur Ismail sambil menghisap rokok Lintingan yang nyaris basah di guyur hujan.

Baca Juga:  Keluhkan Adanya Penambangan Pasir, Masyarakat Minta Pemkab Tinjau lokasi

Menjadi pemulung selama enam bulan ini bukan tak punya pengalaman pahit, Ismail mengisahkan sempat mengalami kejadian yang mengenaskan saat itu barang satu-satu bernilai baginya dirampas oleh orang yang tak dikenal.

“Saya gak berani masuk Kampung itu (sambil berbisik ia menyebutkan kampung tersebut) lagi nak, Handphone Merk cina dan uang cuma 5000 Rp di ambil orang, saya di ikat mereka minta uang, apa yang mau saya kasih kalau saya banyak duit buat apa saya kerja seperti ini,” kata Ismail kepada media Selasa (24/04/18).

Baca Juga:  Cegah Penyimpangan, Tahun Ini Pemkab Lamteng Terapkan Transaksi Non Tunai

Saat di tanya hari kerja ismail pun punya hari libur setiap Jumat,”Sebagai umat muslim yang mempunyai kewajiban, dunia ini sementara apa bekal kita di alam sana nanti kalau kita tidak melaksanakan sholat baik Sunnah mau fardhu,”ucap

Ismail sebelum ia pamit berjalan lagi karena cuaca mulai terang walau hujan masih rintik-rintik. (Iswan)

 3,031 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.