Hindari Paham Radikalisme, Kampus Biru IIB Darmajaya Kuatkan Kultur Agama

PENDIDIKAN

Bandar Lampung, lampungvisual.com-

Civitas Akademika Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya secara tegas menolak paham radikalisme di kampus. Guna membentengi warga kampus dari paham radikalisme, kampus biru itu kerap menggelar kegiatan kerohanian kepada mahasiswa, dosen, dan karyawan.
“Dengan kultur agama yang kuat di kampus biru ini, kami menjamin tidak ada warga kampus termasuk mahasiswanya yang terlibat atau mengarah ke tindakan paham radikalisme dan terorisme yang marak belakangan ini,” kata Rektor IIB Darmajaya Ir. Hi. Firmansyah Y. Alfian., MBA., M.Sc.
Yang pasti, kata dia, pihaknya terus memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama kaum muda Lampung, dan Indonesia umumnya, kalau terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apa pun juga. “Terorisme terjadi karena adanya pemahaman yang salah tentang agama dan keindonesiaan, serta kebhinekaan,” kata dia.
Guna menghindari masuknya paham radikalisme dan terorisme, beberapa waktu lalu IIB Darmajaya menggelar Workshop Lomba Video Pendek BNPT dengan tema “Menjadi Indonesia”.
“Tujuannya, meningkatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda dalam mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme,” kata Ketua FKPT Lampung Irwan Marpaung dalam Workshop Video Pendek BNPT “Menjadi Indonesia” Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung di Aula Pascasarjana IIB Darmajaya, beberapa waktu lalu.
Hadir pada kesempatan itu, aktris Nasional Prisia Nasution, peraih Piala Citra sebagai Aktris Terbaik pada Festival Film Indonesia 2011. Kegiatan itu diikuti ratusan peserta dari siswa SMA/SMK, mahasiswa dan komunitas film se Provinsi Lampung. Hadir pula Penulis Skenario Nasional, Swastika Nohara, Tim Eagle Institute Metro TV, Besti Virgiyanti, dan alumni
Dalam tiga tahun terakhir, sudah ada 1.200 video yang dihasilkan oleh generasi muda khususnya pelajar SMA sederajat se-Indonesia. Video-video itu sudah disebarluaskan melalui media sosial dan disaksikan tak kurang dari 22 juta orang.
Hal itu sebuah upaya masif untuk membendung sebaran konten negatif bermuatan radikalisme dan terorisme. “Tahun 2017, ada satu karya asal Lampung yakni karya SMA Negeri 1 Liwa yang masuk 10 besar. Semoga di tahun 2018 ada karya pelajar Lampung juga yang menjadi juaranya,” kata dia. (**)

 1,901 kali dilihat

Tagged

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.