Gunung Terang, (LV)-Ibadah haji hanya wajib dilaksanakan sekali dalam seumur hidup, berbeda dengan shalat lima kali sehari semalam; puasa satu bulan dalam setahun; zakat setiap tahun, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Wahai sekalian manusia, diwajibkan kepada kalian melaksanakan ibadah haji.” Kemudian Al-Aqra’ bin Habis berdiri dan berkata, “Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Kalau aku katakan, pasti akan menjadi wajib. Kalau wajib, kalian pasti tidak akan melaksanakannya. Kalaupun mau, kalian pasti tidak akan bisa melaksanakannya. Haji hanya wajib dilaksanakan sekali saja. Selebihnya adalah haji sunnah.”
Demikian diungkapkan Sujiman warga Rt.01 suku 04 Tiyuh Terang Makmur kecamatan Gunung Terang kabupaten Tulang Bawang Barat, Selasa (08-08-2017.
Hal ini yang menjadi motivasi bagi dirinya dan isterinya ( Lela Wati) untuk segera menunaikan ibadah haji. Dirinya merasa bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada Allah SWT yang telah memanggil dia dan istrinya ke tanah suci.
“Saya tidak menyangka mau naik haji tahun ini, karena daftar tunggu begitu lama dan saya juga bersyukur dengan adanya penambahan kuota haji yang semula 7000 jamaah ternyata menjadi 10.000 jamaah,” ujarnya.
masih menurut pria ramah ini, ibadah haji hanya wajib dilaksanakan sekali seumur hidup agar orang yang sedang melaksanakannya bisa merasakan bahwa kesempatan itu hanya sekali saja. Ketika sedang melaksanakan, dia merasakan bahwa inilah kesempatan satu-satunya untuk melaksanakan ibadah haji. Tidak akan terulang lagi. Dari perasaan tersebut, akan lahir keseriusan dalam melaksanakannya.
Sementara dalam tausiyahnya Ketua MUI Tulang Bawang Barat, KH.Muhyidi Pardi mengungkapkan kemampuan sangat menentukan kesiapan seorang haji dalam melaksanakan manasiknya. Kesiapan ini akan membawa kepada kesempurnaan ibadah. inilah yang merupakan rahasia yang tersimpan di balik kewajiban yang sangat berbeda ini. Kalau seorang haji menghadirkan perasaan tersebut, maka akan banyak sekali manfaat yang dirasakan.
Selain kesempatan seseorang yang akan naik haji adalah merupakan sesuatu yang berharga, maka semua itu didasari pada niat yang tulus untuk melaksanakan rukun islam yang kelima.
“Mulai dari tahapan pendaftaran untuk melakukan ibadah haji semua itu sudah dicatat oleh malaikat munkar dan nakir, jadi masalah daftar tunggu jangan menjadi beban, intinya kita bisa hadir ke tanah suci untuk melaksanakan syarat dan rukun haji sesuai tuntunan,” ujarnya.
Lebih lanjut pengasuh Pondok Modern Al-Furqon Panaragan Jaya, ibadah haji yang berat akan berubah ringan, bahkan terasa nikmat. Rasa nikmatnya akan lebih kuat daripada rasa beratnya. Kenikmatan ruhani akan mengalahkan kesulitan jasadi. Seperti orang yang sedang berbahagia, akan mempunyai tenaga besar; sedangkan orang yang sedang dirundung kesedihan, tidak akan bisa menanggung beban walaupun ringan saja.
Maka dirinya meminta kepada semua yang hadir agar dalam melakukan ibadah terutama ibadah haji harus diniatkan dengan banyak niat hingga pahalanya pun akan seiring dengan jumlah niat tersebut. “Orang boleh sama-sama melaksanakan ibadah haji, tapi pahalanya ternyata tidak sama. Di antara yang membedakan pahala tersebut adalah amalan hati seorang haji. Badan sama-sama letih, tapi bila isi hati berbeda, pahala pun akan berbeda.
“ibadah haji mempunyai muatan ruhani yang sangat besar. Cukup sekali seumur hidup, bila memang seorang mukmin bisa mempertahankan pelajaran hajinya sepanjang hidupnya. Dan jangan sampai membawa secuil batu pun dari tanah suci, karena hal ini merupakan larangan Allah SWT, kalau air zam zam, kurma serta oleh-oleh silakan saja, selain itu air zam zam bisa untuk obat”pungkasnya.
Laporan: Jamaludin
Editor : Gati Susanto
909 kali dilihat
